ASPI sebagai organisasi non-profit yang bebas, mendukung pertukaran dan penyebaran informasi dan ide-ide yang berhubungan dengan sel punca, sel, dan turunannya. Karenanya, diharapkan ASPI menjadi sumber yang terpercaya untuk hal-hal yang berhubungan dengan sel punca, sel, dan turunannya dan dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kesehatan dan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Didirikan pada tanggal 2 Februari 2008, Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) merupakan wadah pemersatu bagi para peneliti, dokter, pebisnis, pemerintah, dan pemerhati sel punca, sel, dan turunannya yang memiliki satu tujuan untuk memajukan penelitian akan sel punca, sel, dan turunannya dan pengaplikasiannya di Indonesia.
Pembentukan Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) merupakan tindak lanjut dari salah rumusan hasil workshop yang diselenggarakan Dewan Riset Nasional (DRN) Komisi Teknis Kesehatan dan Obat bulan November 2007. Demikian dijelaskan DR Ir Tusy A. Adibroto, MSI, Ketua Panitia Persiapan Pembentukan ASPI di depan sekitar 200 peserta Seminar Sel Punca, “The new Era of Biotechnology” di Gedung Widya Graha LIPI, Jalan Gatot Soebroto Jakarta, Sabtu 2 Februari 2008.
Ketua Dewan Penasehat ASPI, Dr. Ir. Kusmayanto Kadiman, mengatakan, ada 3 misi yang akan dijalankan ASPI yaitu dalam hal (1) etika, (2) hukum, dan (3) sosial. Dalam waktu dekat ASPI akan membuat media informasi seperti website dimana masyarakat luas bisa bertanya apa saja mengenai Sel Punca ini. Dengan demikian masyarakat bisa memperoleh informasi langsung dari pakarnya. Dengan demikian akan terbentuk kepedulian masyarakat terhadap Sel Punca, Sel, dan turunannya.
Dalam menjalankan hal tersebut ASPI bekerjasama dengan pelbagai pihak, antara lain:
– Kemenristek dikti
– Depkes
– Komite Bioetik Nasional
– PB IDI, dll.